Cerita Pendek
EMPAT SEKAWAN
Di
salah satu SMA favorit di Jakarta, ada 4 orang sahabat yang sudah berteman dari
sejak kecil hingga sekarang tumbuh remaja. Bisa dibilang mereka ini sudah
saling mengerti sifat dan karakter satu sama lain , mulai dari sifat baik
hingga sifat busuk yang ada pada diri mereka masing-masing.4 orang ini terdiri
dari Ben, Joshua, Sharon, dan Shanon.
Ben adalah anak yang memiliki jiwa pemimpin,
ia bisa dibilang sebagai bapak diantara mereka berempat, karena ia adalah anak
yang paling tua diantara mereka berempat.Ia juga anak yang aktif dan pandai
berbicara. Pada saat Ia masih duduk di bangku SMP, ia sering kali menjuarai
lomba debat dan berpidato.
Joshua
adalah orang yang selalu memecah suasana, ia juga memiliki sifat perhatian kepada
sahabatnya. Ia adalah orang yang selalu membantu dan mensupport temannya ketika
sedang dalam kesulitan.
Sharon dan Shanon, mereka ini adalah anak
kembar. Walaupun mereka kembar, bukan berarti sifat mereka sama. Sharon adalah
seorang kakak, ia adalah orang yang gampang ngambek. Berbanding terbalik dengan
adiknya, Shanon lebih dewasa dan lebih perhatian kepada saudara kandungnya.
Krrrrriiiinnnngggg……….Saatnya
jam istirahat pertama. Suara itu adalah suara yang ditunggu para murid selain
bel pulang sekolah. Para murid pun mulai menuju tempat favorit mereka yaitu
Kantin. Kantin pun mulai ramai dipenuhi oleh para murid yang kelaparan dan
bosan dengan kegiatan belajar. Joshua sudah menempati salah satu meja untuk
sahabat-sahabatnya berkumpul dan bercengkrama dikala istirahat. Sekitar 5 menit
Joshua menunggu dan membeli minuman, akhirnya Ben datang.
“Udah
lama lu jo disini?,tumben cepet banget
di kantin, wah lu madol pelajaran ya.” kata Ben sambil menarik bangku dan duduk
disamping Joshua.
“Iya
ni, tadi ngga ada guru dikelas, daripada bosen dikelas, mending kesini
aja.Ngomong-ngomong si kembar mana? *slurrrppp*” jawab Joshua yang sedaang
menikmati minumannya.
“Ngga
tau deh, belum keliatan dari tadi” jawab ben, tak lama kemudian si kembar pun
datang seperti orang yang sedang panik. “eh eh tau ga, tau ga?” kata sharon.
Ben pun menjawab “ Hmm, pasti mau ngegosip ni,udah ketebak. Dari dulu sampe
sekarang masih aja suka gosip”
“Iiiiiihhhhhhhh,
ngga mau ngegosip tauuu” kata si kembar secara bersamaan. “Mending kalian lihat
mading di deket tangga deh”. Kata Shanon.
“Yaudah
, tunggu apalagi, daripada penasaran mending langsung kesana” sahut Joshua yang
langsung berdiri dan mengajak teman-temannya untuk melihat mading.
Mereka
berempat pun berjalan meninggalkan kantin dan melewati lorong sekolah. Ketika sudah
dekat dengan mading,mereka sudah keramaian disana.
“Wahh
gila, gimana mau liat isi madingnya kalo rame kayak gini” kata ben sambil
menatap keramaian. “Tenang ben, gua punya ide supaya mereka pada minggir” sahut
Joshua dengan penuh keyakinan. “ PERMISIII, AIR PANAS AIR PANAS AIR PANAS.”
Kata Joshua dengan suara yang lantang .“ Tuh kan ben, ron, non pada minggir,
sekarang kita paling depan” tambah Joshua sambil nyengir dan menggarukkan
kepalanya. “Hmm,, joooo… jooo…..wuuuuu” ujar murid-murid lain sambil meneriaki
Joshua.
Setelah
berada tepat di depan mading, disitu terdapat poster seleksi ketua osis dan
pengurus osis. Wajar saja sangat ramai, karena menjadi anak osis di sekolah
merupakan salah satu cara agar kita menjadi anak yang terkenal. Apalagi menurut
Joshua, ini bisa jadi ladang bagi dia untuk tebar pesona kepada wanita. Mereka
berempat pun tertarik untuk mengikutinya.
“Gimana
kalau kita kumpul malam ini di rumah si kembar? Buat ngomongin persiapan
seleksi” tanya ben. “Oke boleh tu dirumah gua” jawab sharon “ Kalau gua ayo-ayo
aja,” sahut Joshua.
Di
malam itu, akhirnya mereka berkumpul membahas segala persiapannya. Ben memilih
untuk megikuti seleksi ketua osis sedangkan tiga teman lainnya memilih seleksi
pengurus osis. Mereka berempat saling membantu, mulai dari latihn pidato dan
dikoreksi oleh temannya sendiri agar segera diperbaiki, latihan tes wawancara
dan mereka mempersiapkan visi misi sebaik mungkin.
Siang lambat laun telah menjadi
malam, begitupun dengan hari yang terus berganti. Hari penyeleksian pun tiba.
Mereka saling memberi semangat satu sama lain dan berdoa agar dilancarkan
seleksinya.
“Guyss, semangat ya semuanya,
mudah-mudahan kita semua lolos..” ucap Ben dengan menatap temannya satu
persatu.
“Aamiin, semangat ya semuanya” jawab
Joshua.
Akhirnya
mereka pun melaksanakan rangkaian seleksinya dengan baik. Mereka melaksanakan
seleksi dengan penuh keyakinan.
Keesokan
harinya, pengumuman seleksi terpampang di mading sekolah. Semua murid berlarian
mendatangi mading. Kali ini mereka berempat sudah berada di depan mading dan
hasilnya adalah Ben terpilih menjadi ketua osis, Joshua dan si kembar terpilih menjadi anggota osis.
“Yeeyyy
, kita semua lolos” ucap Sharon yang sangat gembira, Shanon pun menjawab sambil
memeluk kakaknya “Yeyy seneng banget akutu”. “Makasih ya semua,berkat kalian
semua,gua bisa terpilih menjadi ketua osis,gua harap kita dan teman-teman
lainnya bisa kerja sama” ucap Ben. “Iya ben, kita pasti bakal terus kerja sama
kok”
Ketika
sedang asik berbincang-bincang, seorang guru yang bernama Pak Projo pun datang
menghampiri Ben
“Selamat
ya Ben ,atas terpilihnya kamu menjadi ketua osis , semoga kedepannya organisasi
ini bisa lebih berkembang dan lebih baik lagi” ucap Pak Projo sambil merangkul
Ben.
“Iya
pak , terimakasih banyak ya pa , Aamiin pak mudah-mudahan bisa terus maju
organisasi ini” jawab Ben.
“Oiya,
disini bapak sebagai Pembina osis kalian, bapak minta kamu sebagai ketua osis
memilih siapapun temanmu untuk menjadi badan pengurus osis, dan bapak kasih
tantangan ke kamu, dalam satu bulan ini buatlah event semeriah mungkin. Baiklah
bapak permisi dulu, semangat dan sukses terus untuk kalian” ujar Pak Projo
“Baiklah pak, kami akan segera
membuatnya” jawab Ben.
Di malam hari,mereka pun mengadakan
perkumpulan di salah satu cafe yang tempatnya tidak terlalu ramai. Mereka
bercengkrama sambil menikmati secangkir kopi dan ditemani alunan musik. Disini
mereka saling bertukar pendapat.
“Kalau gua sih maunya bikin event
musik , karena kan anak-aak di sekolah pada suka musik pasti rame” ucap Sharon.
“Iya nanti perkelas harus menampilkan pertunjukan music, mau itu band,musik
modern atau musik tradisional” kata Shanon menambahkan. “ Iya gua juga setuju
kalo itu, kalo lu gimana ben”
“Disini
gua berbeda pendapat, gua pengen bikin event Gerakan literasi, gua mau lu semua
ikutin pendapat gua, lagian buat apa si event musik kayak yang mau lu buat, ga
jelas dan ga menarik, intinya lu semua harus ikutin gua” ujar Ben dengan tegas.
“Kok
lu gitu si, kenapa jadi egois
gitu,kenapa semuanya harus ikutin kemauan lu?
terus untuk apa kita diskusi” jawab Sharon.
“Yaiyalah
gua disini sebagai ketua, gua berhak buat nentuin semuanya, kalo lu gamau
ngikutin yaudah lu gausah disini” ujar Ben
“Oh
oke kalo gitu gua cabut, gatau diri lu ya, yuk non kita pergi” jawab Sharon
sambil berjalan pergi meninggalkan cafe bersama Shanon
Akhirnya
mereka berdua meninggalkan cafe. Hanya Joshua yang masih menemani Ben di cafe,
karena dia mengerti keadaan Ben pasti sedang ada masalah
“Lu
kenapa si Ben, kenapa lu jadi egois dan
marah-marah gajelas gitu, lu ada masalah?” kata Joshua dengan heran
“Maafin
gua jo, gua tau gua salah disini , gua lagi pusing banget dan gua tau gua
terlalu emosi tadi” jawab Ben
“Ini tuh tim , lu gabisa egois kayak gitu, di suatu tim
butuh yang namanya kerja sama, mending lu minta maaf ke Sharon” ujar Joshua
“Iya jo maafin gua ya, nanti gua telpon Sharon kok” jawab
Ben
Akhirnya mereka berdua pun pulang ke
rumah masing-masing. Sesampainya di rumah Ben mencoba menelepon Sharon untuk
meminta maaf, sayangnya ia tidak mengangkat telepon nya. Ben berfikir alangkah
baiknya meminta maaf secara langsung.
Keesokan harinya , mereka berempat
berkumpul di kantin.
“Maafin gua ya ron, gua terlalu
emosi dan egois kemarin” ucap Ben. “Iya gua maafin, lain kali lu harus lebih
bijak Ben dalam mengambil keputusan , kita ini tim” jawab Sharon . “ Iya
maafin gua ya, gua bakal terus belajar menjadi pemimpin yang baik” kata
Ben. “Yaudah, mending kita diskusi lagi, yuk” kata Sharon.
Akhirnya mereka pun melanjutkan
diskusi dengan baik dan saling menerima pendapat. Hasil diskusi mereka pun juga
diterima oleh teman-teman osis lainnya. Mereka akan membuat festival seni musik
bulan depan
Satu bulan kemudian, acara festival
pun tiba , acara terlaksana dengan lancar dan tidak ada hambatan.
“ Disini gua mau mengucapkan terima
kasih kepada kalian semua yang sudah mau bekerja sama untuk mensukseskan acara
ini, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi” ucap Ben kepada semua anak osis
yang bertugas
“ Aamiin, sukses semuanya “ ucap
salah satu anak osis
Akhir acara , mereka berempat
berkumpul dan makan-makan di salah satu restoran favorit mereka. Mereka
berbincang-bincang dan tertawa bahagia seperti tidak ada beban.
TAMAT.
Comments
Post a Comment